Kala sang mentari tak menyita pandanganku
Tak asing lagi tatapanku tertuju pada awan
Hitam nan pekat bersama kawan sejatimu
Menggelegar tak menghiraukan seisi alam
Ku bersandar pada sebongkah kayu
Menepis hawa dingin lunglai dibuatnya
Ku dendangkan lagu rindu untukmu
Memahami setiap kata yg terucap
Seperti layaknya awan menangis
Menghujam seluruh bagian bumi
Berlinanglah krisatal putih ini
Tak benar bila tak membasahi
Jiwa pun seketika rapuh
Batin terhempas selepasnya
Pikiran kosong tak kenal arah
Denyut nadi berdetak keras
Secarik surat dalam genggaman
Ku buka dengan penuh bimbang
Rasa takut menghantui benakku
Pilu tak mengerti seisinya
Dalam nafas tak terhenti sejenak
Ku alunkan kedua tangan lamban
Otak bekerja keras menebak
Isi surat yg terbalut kertas merah
------
To : My lovely
“Maafkan aku yg tlah membuatmu kecewa
Maafkan bila aku tak bisa menjadi yg kau pinta
Dari segala kekurangan dan lebihku
Tlah ku coba memberikan yg terbaik untukmu
Percayalah..
Hanya dirimu paling memahami
Kau telah memberikan sesuatu terbaik
Yang tak ku dapatkan sebelumnya
Kebahagian kesedihan menjadi satu
Kita tetap bersama dalam suka duka
Walaupun ini berat ku katakan
Tapi ini memang harus ku lakukan
Waktu tlah begitu cepat berputar
Kau dan aku harus berpisah
Ku akan jauh disana dan kau disini
Sangat sulit bila masih dipertahankan
Tapi apa daya yg akan terjadi
Bila ini masih dipertahankanpun
Waktu dan jarak membentang
Tak kan ada lagi komunikasi diantara kita
Tak ada lagi senyum yg terlukis diwajahmu
Semoga kamu bisa memahami maksutku
Bertahanlah bila aku tak ada lagi untukmu”
From : Your lovely,.
Dalam lautan tangis lemah lesu
Hati yg teriris begitu perih menderita
Berkeping-keping hancur tak beraturan
Menyaksikan pernyataan sangat pahit
Tak ada perasaan lagikah dalam hatimu?
Kau buang begitu saja bagai sampah
Ada yang lainkah dalam hari-harimu?
Menggantikan tanpa menghiraukanku
Bila saja Tuhan tak menuliskan takdir ini
Mampukah engkau bertahan menjalani
Walau jauh dalam pandangan mata sayup
Mempertahankan kisah hidup kita berdua
Kisah perjalanan kita berdua
Bagai seseorang mengetahui takdir
Seberapa lama ia hidup di dunia ini
Berganti kehidupan lain di alam sana
Tuhan..
Dalam setiap sujud ku pada-Mu
Setiap pinta dalam doaku
Linangan air mata menyertai
Tak pernah ku ingin ini terjadi
Tapi mengapa engkau tuliskan ini?
Bisik hatiku tak menerima begitu saja
Tuhan..
Kau beri kesempatanku bersamanya
Untuk kebahagian semata dan sejenak
Kuatkanlah hatiku mengahadapi ini
Buatlah air mataku tak selalu bercucuran
--Buatan Sendiri--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar