Saat Dita berkaca di kamar mandi... Dita teringat dengan kejadian semalam! Dita teringat dengan mimpi semalam!
Cahaya putih terang! Eyang kakung dan eyang putri! Dita menatap tajam kedua
bola mata bayangan Dita yang berada di kaca itu. 40 hari lagi! Umur! Sekejap
Dita teringat! Dita pernah membaca sebuah buku keagamaan, dan di sebuah buku
itu Dita menemukan bila 40 hari sebelum seseorang akan pergi meninggalkan dunia ini, seseorang itu
sesungguhnya telah dipertemukan oleh seorang malaikat dalam bentuk cahaya yang
terang dan mengisyaratkan hal itu dan sesunggahnya 40 hari sebelum hari itu,
seseorang itu telah…
Dita hanya terseyum dan perlahan menangis akan tatapan kedua bola matanya..
“Kakaaak. Cepat! Ini mau shalat jama’ah lho.” teriak Rafi
“Eeeh iyaa.” Dita berusaha mengusap air matanya dan segera mengambil air wudhu
“Kakaaak. Cepat! Ini mau shalat jama’ah lho.” teriak Rafi
“Eeeh iyaa.” Dita berusaha mengusap air matanya dan segera mengambil air wudhu
Setelah
pulang sekolah, Fandi datang ke rumah Dita bersama Ega dan Rangga.
“Assalamu'alaikum” serempak Fandi, Ega dan Rangga mengucapkan salam.
“Waalaikumsalam” Mama Dita pun membuka kan pintu dan menjawab salam mereka
“Dita nya ada tante?” sahut Ega
“Ooh, ada kok nak. Kemari, duduk dahulu. Tante panggilkan Dita dulu”
“Makasih yaa tante”
Dita turun dari anak tangga satu persatu. Menuju ruang tamu yang dipenuhi dengan suara mereka yang amat mengusik telinga.
“Haai, ada apa kalian kemari? sambut Dita
“Hai”
“Kita bicara di taman aja yuk!” ujar Fandi
“Okelah, bro!” dengan nada riang Dita berbicara, seakan tak ada beban
“Assalamu'alaikum” serempak Fandi, Ega dan Rangga mengucapkan salam.
“Waalaikumsalam” Mama Dita pun membuka kan pintu dan menjawab salam mereka
“Dita nya ada tante?” sahut Ega
“Ooh, ada kok nak. Kemari, duduk dahulu. Tante panggilkan Dita dulu”
“Makasih yaa tante”
Dita turun dari anak tangga satu persatu. Menuju ruang tamu yang dipenuhi dengan suara mereka yang amat mengusik telinga.
“Haai, ada apa kalian kemari? sambut Dita
“Hai”
“Kita bicara di taman aja yuk!” ujar Fandi
“Okelah, bro!” dengan nada riang Dita berbicara, seakan tak ada beban
Sesampainya
di taman..
“Kok tumben banget kalian main ke sini?” ujar Dita
“Kita kita itu mau ngehibur elo biar elo enggak kepikiran Evan melulu”
“Apa? Emangnya kenapa kalo gue kepikiran melulu?"
“Evan pesen sama kita, buat ngehibur elo. Dia enggak mau kalo elo sedih terus.”
“Kalian ikhlas emang mau ngehibur gue?
“Ikhlas!” jawab mereka serempak
Dita tersenyum dengan mencoba menahan air mata yang akan jatuh.
“Kok tumben banget kalian main ke sini?” ujar Dita
“Kita kita itu mau ngehibur elo biar elo enggak kepikiran Evan melulu”
“Apa? Emangnya kenapa kalo gue kepikiran melulu?"
“Evan pesen sama kita, buat ngehibur elo. Dia enggak mau kalo elo sedih terus.”
“Kalian ikhlas emang mau ngehibur gue?
“Ikhlas!” jawab mereka serempak
Dita tersenyum dengan mencoba menahan air mata yang akan jatuh.
Fandi, Ega, Rangga dan Dita menghabiskan sore itu dengan bermain bersama.
“Ngga,
elo inget sebentar lagi gue sama dia anniversary.”
“Oh yaa! Emang kapan, haa?” dengan wajah mirip badut ancol yang seakan akan gak ada dosa
“tanggal 25 boookkk.”
“haa? ini tanggal berapa?”
“tanggal 18 boookkk.”
“heem, seminggu lagi dong cyiin.”
“iya gitu deh boookkk.”
“sebenarnya gue pingin ngasih surprise, tapi apaan?” (mikir)
“haa? apaa? elo sadar kagak? elo mau ngasih surprise tapi udah bilang dulu sama gue, apaan!”
“pede banget lu! gue itu gak mau ngasih surprise ke elo!”
“bagus deh cyiiin. buat pacar elo kan?"
"yups.. tapi masalah gue sama dia ga kelar-kelar Dit."
"yang sabar aja yah Ngga, pasti Allah memberikan jalan terbaik untukmu"
“Oh yaa! Emang kapan, haa?” dengan wajah mirip badut ancol yang seakan akan gak ada dosa
“tanggal 25 boookkk.”
“haa? ini tanggal berapa?”
“tanggal 18 boookkk.”
“heem, seminggu lagi dong cyiin.”
“iya gitu deh boookkk.”
“sebenarnya gue pingin ngasih surprise, tapi apaan?” (mikir)
“haa? apaa? elo sadar kagak? elo mau ngasih surprise tapi udah bilang dulu sama gue, apaan!”
“pede banget lu! gue itu gak mau ngasih surprise ke elo!”
“bagus deh cyiiin. buat pacar elo kan?"
"yups.. tapi masalah gue sama dia ga kelar-kelar Dit."
"yang sabar aja yah Ngga, pasti Allah memberikan jalan terbaik untukmu"
Tiba-tiba
Rangga sama Ega nyamperin Dita
“kita-kita mau pulang dulu yee?”
“oh, iyaak. Makasih yak!”
“okee cyiiinn”
“kita-kita mau pulang dulu yee?”
“oh, iyaak. Makasih yak!”
“okee cyiiinn”
Dita
pun meninggalkan taman dekat rumahnya itu dan kembali ke rumahnya.
“haai. Ikutan main ps dong” ujar Dita pada Rafi
“sini! Bakalan kalah kok” sahut Rafi sambil menjulurkan lidah
Dita pun bermain playstation bersama Rafi, sampai sampai mereka lupa waktu.
“aah. capek aah! main mu curang!” geram Dita
“week weeekkk”
Dita langsung menuju kamar nya, karena hari telah larut malam.
“nah ini dia!” Dita mengambil tanggalan. Dita pun menghitung kapan 40 hari setelah hari kemarin tiba. Yaaak! Kemarin! Dita melingkari tanggal 17 bulan Maret. Dan menghubungkan nya dengan tanggal 26 April. “aku harus bisa memanfaatkan waktu ini, sebelum ajal benar-benar akan menjemputku. sayang kalian semua. mama, papa, rafi, lilya, evan dan sahabat-sahabatku. selamat malam” ucap Dita dan perlahan memejamkan matanya.
-------------------------------------------
Enam
hari kemudian.
“Ya Allah, tugasnya seambrek gini” keluh Dita sambil membereskan buku-buku nya yg berserak di lantai.
“Jangan putus asa dong sayang. Anak mama pasti gak kenal putus asa” sahut mama
“Iyaa mah. Makasih yah suportnya”
“Yang rajin yah belajarnya nak. Semoga besar nanti kamu jadi orang yang sukses”
“Iyaa mah. Tapi, mama gak akan pernah bisa ngliat Dita dewasa nanti.” Batin Dita
“Dita sayang”
“Eeeh iya mah iya” Dita mencoba tersenyum
“Yaudah. Habis belajar, jangan lupa diberesin. Langsung tidur, jangan lupa berdoa sama Allah.”
“Oke mah. Pasti” jawab Dita sambil mengantarkan mama ke depan pintu kamarnya.
“Udaah dulu yah ma.. daa..”
Dita lansung menutup pintu kamarnya dan melanjutkan mengerjakan tugasnya. Namun, dering handphone pun berbunyi. “Ahh. Siapa ni yang sms, ganggu orang aja” geram Dita. Dita pun mencari handphone nya dan membuka pesan masuk itu. “Yaahh.. adiknya Evan! Tumben banget sms. Tapi gak apa, sekalian ada yang nemenin.”
“Ya Allah, tugasnya seambrek gini” keluh Dita sambil membereskan buku-buku nya yg berserak di lantai.
“Jangan putus asa dong sayang. Anak mama pasti gak kenal putus asa” sahut mama
“Iyaa mah. Makasih yah suportnya”
“Yang rajin yah belajarnya nak. Semoga besar nanti kamu jadi orang yang sukses”
“Iyaa mah. Tapi, mama gak akan pernah bisa ngliat Dita dewasa nanti.” Batin Dita
“Dita sayang”
“Eeeh iya mah iya” Dita mencoba tersenyum
“Yaudah. Habis belajar, jangan lupa diberesin. Langsung tidur, jangan lupa berdoa sama Allah.”
“Oke mah. Pasti” jawab Dita sambil mengantarkan mama ke depan pintu kamarnya.
“Udaah dulu yah ma.. daa..”
Dita lansung menutup pintu kamarnya dan melanjutkan mengerjakan tugasnya. Namun, dering handphone pun berbunyi. “Ahh. Siapa ni yang sms, ganggu orang aja” geram Dita. Dita pun mencari handphone nya dan membuka pesan masuk itu. “Yaahh.. adiknya Evan! Tumben banget sms. Tapi gak apa, sekalian ada yang nemenin.”
Sekiranya 2 jam lebih Dita belajar sambil
smsan sama adiknya Evan. Hawa ngantuk pun menyerang dirinya. Sambil menguap
Dita mengakhiri smsannya dengan Mutia-adiknya Evan.
“Hei. udah dulu yaa.. udah ngantuk”
“oke mbak. Makasih yah”
“oke dek. Bye.”
Dita mengambil selimut sambil sesekali tersenyum melihat fotonya bersama Evan yang Dita taruh di atas lemari kecil. “selamat malam, sayang. aku sayang kamu.” Ucap Dita seakan berbicara dengan Evan.
“Krrrriiiiinnnggggg” bunyi dering hp Dita
“apaan si, malam-malam gini hp gue pake dering segala” geram Dita
Dengan mata yang masih sayup, Dita mencari hp nya. Yaaakk, Dita menemukannya. Mata nya langsung terbelalak karena bunyi dering itu tanda peringatan kalo hari ini, hari anniversary nya Dita dan Evan.
“Ya Allah, aku anniv sama Evan!” ucap Dita dengan senang.
Tak lama kemudian, hp nya berdering kembali. Kali ini, dering panggilan masuk. Di layar hp nya tertulis Rangga-calling. Dita langsung menjawab.
“Dit, liat deh kamu tengok ke jendela, liat ke bawah”
“bentar bentar”
Ternyata, di luar sana, Rangga, Fandi, Ega membawa tulisan “Happy Anniversary. Evan love Dita” Mungkin, perasaan Dita terlalu peka. Dita langsung menangis tak bisa berkata. Haru, sedih, senang, bercampr jadi satu.
“tunggu dulu, Ngga. Gue mau ke bawah”
“oke Dit.”
Dita langsung turun melewati anak tangga dengan cepat dan langsung membuka pintu utama rumahnya.
“haii..” sahut Dita
“woiii.. happy anniv yaahh” ucap Ega
“sssttt.. jangan keras-keras dong.”
“eehh maaf-maaf.”
“duduk sini biar enakan, daripada berdiri mulu di situ sambil mbawa kertas kayak gitu ntar dikira orang gila”
Mereka pun duduk-duduk di taman depan rumah Dita.
“kalian-kalian kok sampai segitunya si sama gue?”
“kan kita sahabat. Jadi apapun itu seneng, susah bareng-bareng kita lewati.”
“makasih yah semuanya” ucap Dita sambil membendung air mata nya
“besok lusa, main-main bareng lagi yuk. Ntar kita-kita ngampirin elo dulu deh.” ajak Fandi
“iya tuh, bener, sambil traktiran anniv nya dong.” sahut Ega
“iyaa deh. Gue tunggu kedatangan kalian”
“yaudah, kita balik dulu yee.” Ujar Rangga
“hati-hati! tengok kanan kiri jangan sampe nyasar kuburan!”
“oke deh. ntar gue kabarin kalo udah nyampe rumah semua.” ucap Ega
“makasih yaaahh” ucap Dita sekali lagi
“okee ..”
Dita berjalan kembali ke kamar. Tak lupa mengambil handphone nya di saku untuk mengirim pesen pada Evan. “Happy Anniversary sayang :’)” Tak lama setelah Dita mengirim pesan itu. Tiba-tiba Dita mendengar papa –mama nya yang sedang bertengkar. Dita berusaha mendekati kamar orang tuanya karena di situ lah sumber suara mereka. Telinganya ia dekatkan di pintu kamar itu. Namun, sayang, jantung nya kumat. Saat Dita mendengar bahwa tak lama lagi orang tua nya memutuskan untuk berpisah. Kali ini Dita tak bisa menahannya. Saat Dita berusaha memanggil papa dan mama nya, tapi tubuh Dita terlanjur tergelatak di dekat pintu. Papa dan mama nya yang semakin klimaks di perseteruan mereka, sehingga mama Dita tak tahan lagi menghadapi suami nya. Mama Dita membuka pintu kamar nya, dan melihat anak pertamanya tergelatak di hadapannya.
Papa dan mamanya mencoba melupakan
masalah tadi dan membawa Dita ke Rumah Sakit. Mama nya terus menangis saat di
perjalanan menuju Rumah Sakit. Sesampainya, Dita langsung di bawa ke ruang ICU.
Mama Dita tetap saja tak bisa berhenti menangisi anak nya yang periang itu,
yang tak kenal putus asa. Hingga fajar menjelang, mata Dita masih terpejam.
Wajah nya pucat pasi. Papa dan Mama Dita berada di samping Dita. Sedangkan,
adik-adiknya hanya menunggu di depan ruangan itu. Mama Dita selalu berdoa untuk
anaknya, terus berdzikir agar keadaan Dita cepat pulih. Namun, mungkin Allah
belum mengizinkan agar Dita dapat kembali senyum dan bangun dari komanya.
Sampai keesokan harinya………“oke mbak. Makasih yah”
“oke dek. Bye.”
Dita mengambil selimut sambil sesekali tersenyum melihat fotonya bersama Evan yang Dita taruh di atas lemari kecil. “selamat malam, sayang. aku sayang kamu.” Ucap Dita seakan berbicara dengan Evan.
“Krrrriiiiinnnggggg” bunyi dering hp Dita
“apaan si, malam-malam gini hp gue pake dering segala” geram Dita
Dengan mata yang masih sayup, Dita mencari hp nya. Yaaakk, Dita menemukannya. Mata nya langsung terbelalak karena bunyi dering itu tanda peringatan kalo hari ini, hari anniversary nya Dita dan Evan.
“Ya Allah, aku anniv sama Evan!” ucap Dita dengan senang.
Tak lama kemudian, hp nya berdering kembali. Kali ini, dering panggilan masuk. Di layar hp nya tertulis Rangga-calling. Dita langsung menjawab.
“Dit, liat deh kamu tengok ke jendela, liat ke bawah”
“bentar bentar”
Ternyata, di luar sana, Rangga, Fandi, Ega membawa tulisan “Happy Anniversary. Evan love Dita” Mungkin, perasaan Dita terlalu peka. Dita langsung menangis tak bisa berkata. Haru, sedih, senang, bercampr jadi satu.
“tunggu dulu, Ngga. Gue mau ke bawah”
“oke Dit.”
Dita langsung turun melewati anak tangga dengan cepat dan langsung membuka pintu utama rumahnya.
“haii..” sahut Dita
“woiii.. happy anniv yaahh” ucap Ega
“sssttt.. jangan keras-keras dong.”
“eehh maaf-maaf.”
“duduk sini biar enakan, daripada berdiri mulu di situ sambil mbawa kertas kayak gitu ntar dikira orang gila”
Mereka pun duduk-duduk di taman depan rumah Dita.
“kalian-kalian kok sampai segitunya si sama gue?”
“kan kita sahabat. Jadi apapun itu seneng, susah bareng-bareng kita lewati.”
“makasih yah semuanya” ucap Dita sambil membendung air mata nya
“besok lusa, main-main bareng lagi yuk. Ntar kita-kita ngampirin elo dulu deh.” ajak Fandi
“iya tuh, bener, sambil traktiran anniv nya dong.” sahut Ega
“iyaa deh. Gue tunggu kedatangan kalian”
“yaudah, kita balik dulu yee.” Ujar Rangga
“hati-hati! tengok kanan kiri jangan sampe nyasar kuburan!”
“oke deh. ntar gue kabarin kalo udah nyampe rumah semua.” ucap Ega
“makasih yaaahh” ucap Dita sekali lagi
“okee ..”
Dita berjalan kembali ke kamar. Tak lupa mengambil handphone nya di saku untuk mengirim pesen pada Evan. “Happy Anniversary sayang :’)” Tak lama setelah Dita mengirim pesan itu. Tiba-tiba Dita mendengar papa –mama nya yang sedang bertengkar. Dita berusaha mendekati kamar orang tuanya karena di situ lah sumber suara mereka. Telinganya ia dekatkan di pintu kamar itu. Namun, sayang, jantung nya kumat. Saat Dita mendengar bahwa tak lama lagi orang tua nya memutuskan untuk berpisah. Kali ini Dita tak bisa menahannya. Saat Dita berusaha memanggil papa dan mama nya, tapi tubuh Dita terlanjur tergelatak di dekat pintu. Papa dan mama nya yang semakin klimaks di perseteruan mereka, sehingga mama Dita tak tahan lagi menghadapi suami nya. Mama Dita membuka pintu kamar nya, dan melihat anak pertamanya tergelatak di hadapannya.
#To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar